Ini adalah posting #11 dari Tantangan nge-Blog 30 Hari Ramadhan 1431 H
Tulisan kali ini terinspirasi dari salah seorang mentor/guru saya, Mr. Revandi Mahardiyanto, beliau adalah penggiat pengembangan open source, terutama dalam web design and development berbasis Joomla! Pada suatu kesempatan, iseng-iseng saya tanya dengan Mr. Revandi, Bos, Open Source khan gratis, free, nah, dapat duitnya darimana dong ? Beliau langsung tersenyum dan menjawab singkat, jangan salah, open source juga nggak kalah banyak duitnya.......
Nah, pembicaraan pung berlanjut hingga saya akhirnya menyadari, bahwa ternyata open source juga merupakan bagian dari strategi pemasaran. Kita akan mengupas open source marketing secara sederhana. Dasarnya, open source sendiri pastinya berawal dari sebuah definisi, berikut kita tampilkan terlebih dahulu cuplikannya :
Dari Wikipedia :
Open Source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet).
Nah, ternyata disini terjadi multitafsir pada penggunaan kata, karena sebagai orang indonesia, asosiasi kita atas free adalah gratis, padahal kata free yang diasosikan dengan open source adalah bebas. Dalam konsep open source, kode dari perangkat lunak atau software, dapat diakses secara bebas, sedangkan kita tahu, bahwa kode merupakan pondasi, atau kerangka dari sebuah perangkat lunak. Kembali ke konsep pemasaran, maka kita pun memunculkan pertanyaan, lalu dimana jualannya? Dimana bisnisnya? Dimana transaksinya sehingga ini bisa disebut sebuah cara pemasaran kreatif ? Disinilah menariknya, ternyata kita hanya perlu sedikit kejelian untuk memahami konsep open source marketing. Prinsipnya, cara pemasaran ini ternyata dilakukan secara dua tahap, yakni :
Tahap 1 : Tahap Inisiasi
Dalam tahap ini, perangkat lunak yang diopen sourcekan dipublikasikan, disebar, sehingga banyak orang bisa mengakses, menggunakan, memodifikasi, mengembangkan, bahkan membuatnya sempurna atau lengkap, dan yang lebih penting, dengan banyaknya pengguna, banyak manfaat yang didapat, banyak masukan yang dijaring, banyak kelemahan-kelemahan yang ditemukan dan ditanggulangi bersama.
Tahap 2 : Partikularisasi
Ketika sebuah software diakui manfaatnya, banyak penggunanya, dan menjadi pilihan bagi banyak pengguna, maka pada pengembangan ke depan, akan banyak kebutuhan-kebutuhan yang lebih spesifik, lebih kompleks, lebih sophisticated, yang tidak lagi dapat dipenuhi oleh open source software yang beredar, maka kemana kita akan berpaling ? kemana kita akan meminta tolong ? Kemana kita akan menawarkan project pengerjaan ? tidak lain tidak bukan, kepada pelopor software tersebut, yang tentu saja lebih tahu, lebih paham, lebih menguasai software yang dia buat, dan pasti ada sebuah nilai untuk itu, menarik bukan ?
Nah, konsep open source marketing ini lebih suka saya sebut giving before receiving, dan secara moril memang terasa lebih bermartabat, elegan, bahkan skillfull. Buktikan sesuatu, baru mendapat penghargaan atas hal tersebut, sebuah hal yang sangat linear dengan hidup, dimana selalu ada proses untuk sebuah pencapaian.
Mau mencoba jurus pemasaran open source ? mari kita lakukan.
semoga bermanfaat | Faizal Alfa Z. | Creative Marketer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please left some feedback for me ...