Ini adalah posting #3 dari Tantangan nge-Blog 30 Hari Ramadhan 1431 H
Dasar mengenai Opinion Leader Marketing :
"one who is able to influence the opinions of others because of position, expertise, or personality. Such leaders help shape public opinion."
dikutip dari
cperrywehs.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/apgovernmentchapter7vocabulary.doc
Dalam posting kali ini, kita mulai membahas hal yang lebih banyak menyangkut orang lain dalam konteks pemasaran yang kita rintis. Sejenak kita amati orang-orang di sekitar kita, sahabat, rekan, saudara, relasi, tetangga, kolega. Kali ini yang kita amati adalah pengaruh atau influence dari tiap-tiap orang terhadap lingkungannya. Setelah kita amati secara seksama, eh, ternyata influence masing-masing orang berbeda lho terhadap lingkungannya, ada yang begitu dominan, pokoknya apa kata orang ini, maka orang sekitarnya akan terpengaruh atau minimal terbawa, namun ada juga orang yang tidak terlalu banyak bicara dan berpartisipasi, sehingga secara pengaruh juga kurang terasa dalam hal pendapat atau masukan dalam percakapan. Nah, berangkat dari konsep dasar tersebut, kita coba kupas lebih lanjut mengenai opinion leader marketing. sesuai dengan definisi yang kita jadikan rujukan dan kita cantumkan di awal tulisan ini, opinion leader bisa muncul akibat
- Jabatan / position : keputusan Walikota pasti berbeda dampaknya dengan keputusan warga biasa.
- Keahlian / expertise : Saran dari seorang profesor perguruan tinggi atau Aktris peraih penghargaan pasti berbeda dampaknya dengan orang biasa
- Personality / kepribadian : Beberapa orang biasa di sekitar kita, ternyata memiliki kharisma, kewibawaan, dan daya pengaruh yang juga cukup kuat untuk menentukan keputusan atas sesuatu.
Contoh kasus :
Ada sebuah distro di Kota Malang, yang punya sebuah upaya yang luar biasa dalam mengendorse mereknya, salah satunya dengan menggunakan kekuatan dari opinion leader marketing. Jadi ceritanya, setiap ada artis ibukota / selebritis Jakarta yang lagi manggung di Malang, Distro ini selalu siap untuk mengundang, menyediakan jemputan, membuat sebuah seremoni kecil, supaya sang artis mampir ke salah satu outlet distronya (bisa kita simpulkan, bahwa ni distro punya banyak outlet...) dan sang artis bebas pilih baju-jaket-celana-sepatu-atau aksesori apapun disana, untuk dipakai langsung dan dibawa pulang sebagai gift dari sang pemilik distro, sudah kita dapatkan maksudnya ? yess ! this is one of the opinion leader marketing !! Selama berada di venue distro, team dokumentasi distro tak henti-henti menjepretkan kamera kepada sang bintang, plus satu pose khusus ketika sang bintang sudah mengenakan semua busana yang dipilihnya dari seantero isi distro, walhasil efeknya : screen-shot dari sang bintang bisa masuk dalam cetakan, dengan frame besar dipajang di outlet2 distro tersebut, masuk dalam materi promo, diupload di website dan social network, yang ujung-ujungnya adalah : "Sang Bintang X saja pakai busana dari distro Y", mantep bukan ? small gift for the big impact !!
Contoh kasus 2 ;
Konon Om Bob Sadino, pada awal bisnisnya merintis dengan berjualan telur ayam. Yang punya Kemang dengan Kem Chick dan jaringan bisnis yang menggurita ini pernah mendapat komplain dari pembeli telur di awal-awal bisnisnya. Sang pembeli adalah ibu-ibu di daerah kompleks tersebut yang terkenal cerewet, ketus, judes, dan mintanya macem-macem. Nah disini terdapat sebuah poin penting lain, bagi kita para pemasar, opinion leader bagaikan pisau bermata ganda. dia bisa kita gunakan untuk ekspansi, namun juga bisa secara kilat menyampaikan hal-hal negatif tentang bisnis atau usaha kita, ngeri bukan ? atau bila kita memang seorang pemasar sejatio, hal ini justru sangat menarik, high profit is always get from a high risk.
Kembali ke kisah Om Bob, sang bibu pembeli komplain habis-habisan, karena dari paket telur yang dipesannya, ada beberapa butir telur yang pecah, wah, bisa jadi malapetaka nih, seorang opinion leader yang dikecewakan, sama dengan menyiapkan tiang gantungan untuk kegiatan pemasaran kita, namun keadaan kepepet menimbulkan berbagai akal dan inspirasi yang luar biasa, dalam kondisi ini, Om Bob dapat melakukan beautiful turn-around, komplain tidak ditanggapi dengan defensif dan reaktif, namun ditanggulangi dengan cara produktif, tanpa banyak pertanyaan, disiapkan paket telur pengganti, yang dimkirim ke rumah sang Ibu dengan pengantar yang selalu menebarkan senyum tulus, plus bonus setangkai mawar sebagai bentuk permohonan maaf, dan paket telur yang dikomplain karena ada telur yang pecah, tidak perlu dikembalikan oleh sang ibu pemesan, dianggap bonus dari Om Bob,
So smart, sehingga alih-alih menyebarkan komplainnya, sang ibu pemesan malah promo abis ke setiap ibu lain yang ditemuinya, bunyinya kurang lebih :"Eh, tau nggak Jeng, kalau beli telur ke Om Bob saja, kualitasnya bagus lho, dan kemarin, Eike beli kan ada yang rusak ya telurnya, eh, langsung diganti Neeek, udah gitu dapat bonus bunga mawar, plus, telur yang rusak ndak perlu dikembaliiin, udah buruan sana beli", menarik ? low budget, high profit ? kira-kira meningkatkan penjualan telur dari Om Bob ? Sekali lagi memberikan indikasi bahwa opinion leader marketing patut untuk jadi bagian dari strategi pemasaran kita.
Makin menarik di pemasaran kreatif, nantikan tulisan seri ke-4 esok hari.
Blog www.pemasarankreatif.blogspot.com dikelola di bawah manajemen Bikinprofil Dot Com | Inovasi pembuatan Company Profile | www.bikinprofil.com
Berbicara soal marketing, saya juga masih terus belajar. Marketing dan pemasaran yg digunakan tanpa batas dan tidak bisa dibahas dalam konteks belajar mengajar.
BalasHapusStrategi marketing